Cover
Makalah Kuliah Teknologi
Pendidikan
Perkembangan Komunikasi dalam Pendidikan
Adnan Shofa Al Muttaqi 20140820011
Septiani Nurul Hanifah 20140820018
Aqidah Alan Nisa’ 20140820031
Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Pendidikan Bahasa
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkah, rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami, tim
penyusun, dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Teknologi Pendidikan : Perkembangan komunikasi dalam
pendidikan ”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua orang tua kami serta Ustadz
Roojil Fadhillah bin Akhmad Lc., M.Pd.I. selaku dosen Teknologi Pendidikan yang
telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kepahaman dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bantul, Oktober 2016
Tim Penyusun
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi.Komunikasi terjadi
dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk lebih tegas dapat dikatakan bahwa
banyak kegiatan manusia yang hanya bisa terjadi dengan bantuan komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari
satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara
tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya
. bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan
yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian
mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi
pendidikan.
Didalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah),
tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar
mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi
yang berlangsung secara intra persona maupun secara antar persona.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa definisi dari komunikasi?
2. Apa saja bentuk- bentuk komunikasi?
3. Apa saja faktor-faktor dari perkembangan komunikasi?
4. Bagaimana perkembangan teknologi komunikasi dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari komunikasi .
2. Untuk mengetahui bentuk- bentuk komunikasi.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor dari perkembangan komunikasi.
4. Untuk mengetahui perkembangan teknologi komunikasi dalam
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
Definisi Komunikasi ditinjau dari etimologi, Komunikasi atau communicaton berasal
dari bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’. Communico, communicatio
atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).[1] Secara
sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another).
Sedangkan
Komunikasi secara terminologi mempunyai beberapa definisi, yakni :
1.
Arni Muhammad (2008)
Dalam
bukunya mendefinisikan komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non
verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.[2]
2.
Brent D. Ruben (1988)
Memberikan
definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut:
komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya,
dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan,
dan menggunakan informasi untuk mengkordinasi lingkungannya dan orang lain.
Pada
definisi ini pun komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu
aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi
berhubungan.[3]
3.
Hovland, Janis dan Kelly
Mengatakan
bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka
menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.[4]
4.
Louis Forsdale
Mengatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu,
sehingga dengancara ini suatu sistem dapat di dirikan, dipelihara, dan di ubah.
Pada definisi ini komunikasi juga di pandang sebagai suatu proses. Kata signal
maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan non verbal yang mempunyai aturan
tertentu.[5]
5.
William J. Seller (1988)
Memberikan
definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi
adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima,
dan diberi arti.[6]
6.
Berelson dan Steiner (1964)
Mendefinisikan
komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan
lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik dan sebagainya.[7]
7.
Dean Barnlund
Mengungkapkan
bahwa komunikasi melukiskan evolusi makna; makna adalah sesuatu yang
diciptakan, ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang diterima. Jadi,
komunikasi bukanlah sesuatu reaksi terhadap sesuatu, bukan pula interaksi
dengan sesuatu, melainkan suatu transaksi yang didalamnya orang menciptakan dan
member makna agar menyadari tujuan orang tersebut.[8]
8.
Harold Lasswell
Mengungkapkan
komunikasi dari lima pertanyaan yaitu Who, Says What, In Which channel, To
whom, Whith what effect.[9]
9.
Shacter (1961)
Menulis
bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan. Definisi
shacter ini menempatkan komunikasi sebagai unsur kontrol sosial atau untuk
memengaruhi perilaku, keyakinan, sikap terhadap orang lain.[10]
10.
Charles Horton Cooley
Menempatkan
komunikasi pada nilai yang tinggi, suatu mekanisme dalam formasi yang ia sebut
the looking glass self yang amat penting. Ini berarti bahwa interaksi dengan
orang lain adalah bagaikan sejenis cermin yang membantu pembentukan konsep
seseorang. Bagi Cooley, komunikasi berperan sebagai sarana sosialisasi, dan
demikian menjadi tali yang mengikat masyarakat. Dasar empiriknya yang utama
bagi Cooley datang dari instropeksinya sediri dan dari pengamatannya bagaimana
tumbuhnya kedua anaknya yang masih kecil.[11]
11.
Onong Uchyana
Dalam
buku Onong Uchyana bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan
orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicatee). Untuk
tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan.[12]
12.
George Herbert Mead
Dalam
konsep komunikasinya bahwa diri (the self) mulai berkembang pada seorang anak
di saat seorang individu belajar memerankan orang lain belajar mengintimidasi
peran orang lain, dan mengantisipasi tanggapan mereka terhadap aktivitas
seseorang. Keampuhan empatik ini terdapat dalam penggunaan bahasa yang
dipelajarinya dalam interaksi sosial dalam kelompok primernya. Jadi interaksionis
psikologi sosial mengakui komunikasi sebagai suatu proses manusiawi yang
mendasar. Mead menciptakan konsep yang dinamakannya generalized other dengan
siapa seseorang belajar berempati. Jadi “Me” yang kiranya dapat diterjemahkan
aku terdiri dari segala sikap terhadap orang-orang lain dengan siapa seseorang
berinteraksi. “Me” adalah suatu perspektif individual tentang bagaimana
orang-orang lain melihat dia.[13]
13.
Nafziger and White (1972)
Mendefinisikan
komunikasi adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada
abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan
yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi
mengenai prilaku.[14]
14.
Robert E. Park
Mendefinisikan
komunikasi sebagai proses sosial psikologis dengan mana seseorang mampu
menerima sikap dan pandangan orang lain. Konsep komunikasi park menunjukkan
bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi selama berlangsungnya
proses komunikasi, dimana masing-masing memberikan makna yang berbeda pada informasinya
yang diterima.[15]
15.
Garbner (1967)
Mengatakan
communication dapat di definisikan sebagai social interaction melalui
pesan-pesan.[16]
16.
Theodornoson and Theodornoson (1969)
Memberi
batasan lingkup communication berupa penyebaran informasi, ide-ide,
sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain (atau
lain-lainnya), terutama melalui simbol-simbol.[17]
17.
Gerald R. Miller (1966)
Berpendapat
komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap
penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima.[18]
18.
Moor (1993)
Komunikasi
adalah penyampaian pengertian antar individu. Dikatakan semua manusia dilandasi
kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan
pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain. Pada pokoknya
komunikasi adalah pusat minat dan situasi perilaku dimana suatu sumber
menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku
penerima tersebut.[19]
19.
Mulyana (2002)
Sesuai
yang dikemukakan oleh Jhon R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K.
Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi
yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan
komunikasi sebagai transaksi.[20]
20.
Sendjaja (1994)
Mengatakan
bahwa komunikasi sebagai tindakan satu arah yaitu proses dimana pesan di
ibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menunjuk kepada
komunikan.[21]
21.
Suwardi (1986)
Mengatakan
bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya
suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana
masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (Information
sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima
pesan.[22]
Dan
masih banyak pendapat dari pakar lainnya. Disini, kami menyimpukan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan bahasa nonverbal yaitu dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
B. Bentuk – Bentuk Komunikasi
Seperti
halnya definisi komunikasi, klasifikasi tipe atau bentuk-bentuk komunikasi
dikalangan para pakar juga berbeda satu sama lainnya. klasifikasi itu
didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan bidang
studinya.
Tidak
begitu mudah menyalahkan suatu klasifikasi tidak benar, karena masing-masing
pihak memiliki sumber yang cukup beralasan.
1.
Menurut kelompok sarjana komunikasi Amerika
Kelompok
sarjana komunikasi Amerika yang menulis buku human
communication (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe, yakni
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok
Kecil (Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational
Comminication), Komunikasi Massa (Mass
communication), Komunikasi Publik (Public Communication).
2.
Menurut Josep A. Devito
Josep
A Devito seorang profesor komunikasi di city university of New York dalam
bukunya (1982) membagi komunikasi atas empat macam, yakni Komunikasi Antar
Pribadi, Komunikasi Kelompok Kecil, Komunikasi Publik, dan Komunikasi Massa.
3.
Menurut R. Wayne Pace dan teman-temannya
Wayne
peace dan temanya yang merupakan akademisi dari Brigham Young University dalam
bukunya Techniques for Effectife Communication (1979) membagi komunikasi
atas tiga tipe, yakni komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antar pribadi
serta komunikasi khalayak.
4.
Menurut sarjana komunikasi aliran Eropa
Beberapa
sarjana komunikasi aliran Eropa hanya membagi komunikasi menjadi dua macam,
yakni Komunikasi Antar Pribadi dan Komunikasi Massa. Sedangkan, di Indonesia
ada kalangan yang membagi komunikasi menjadi dua macam, yakni Komunikasi Massa
dan Komunikasi Sosial.
5.
Menurut pakar Ilmu Komunikasi
Para
pakar ilmu komunikasi mengelompokkan pembagian komunikasi dalam bentuk yang
bermacam-macam. Sebagaimana telah dipaparkan Dedy Mulyana dalam bukunya
berjudul Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar bahwasanya komunikasi dilihat dari
peserta komunikasinya terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Komunikasi dengan
Diri Sendiri, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Massa, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Kelompok.
Didalam buku
Teknologi Pendidikan karya Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd & Dr. Deni
Darmawan, S.Pd.,M.Si disebutkan bahwa ada dua bentuk komunikasi yang bisa
dijadikan dasar dalam mengembangkan interaksi pembelajaran oleh pendidikan.
Diantaranya adalah Casual Dynamic Communication dan Formal Dynamic
Interaction.
a.
Casual Dynamic Communication
Casual Dynamic Communication adalah bentuk komunikasi yang dipakai untuk interaksi diantara dua
orang yang dilakukan secara santai. Bentuk komunikasi ini mempunyai empat jenis
interaksi yang mungkin akan terwujud akibat generalisasi yang terjadi.
Pertama,
kerangka ini menunjukan bahwa begitu banyak interaksi – interaksi yang
merupakan sebuah hasil dari pola pada satu kehidupan yang terus menerus.
Interaksi ini terjadi dalam berbagai alasan dan keadaan. Kedua, interaksi ini
mungkin menjadi interaksi sosial yang merupakan hasil dari dekatnya letak
geografis para pelakunya. Ketiga, interaksi sejawat yang biasa dan sederhana
dengan ikatan individu yang kuat. Keempat,interaksi ini bisa didefinisikan
seperti yang termasuk dalam transaksi nonformal.
Interaksi
dalam bentuk komunikasi ini setidaknya dapat mejadi landasan bertindak juga,
ketika seorang pendidik akan menjelaskan pengetahuan tertentu dengan menunjukan
media atau alat peraga tertentu, maka komunikasi dengan bentuk ini interaksi
akan terjadi secara aktif, khususnya akan terjadi pemikiran – pemikiran yang
menunjukan upaya pengolahan dan pemahaman pesan oleh audiens terhadap pesan
yang tersimpan dalam benda yang dijadikan alat oleh guru untuk menjelaskan
pengetahuan yang dimaksud.
b.
Formal Dynamic Interaction.
Formal Dynamic Interaction adalah bentuk komunikasi yang dipakai oleh dua orang dengan tujuan
khusus, contohnya wawancara. Terdapat ciri dalam interaksi ini, yaitu,
frekuensinya hampir selalu direncanakan sebelumnya dengan strategi luas yang
benar dan dikerjakan oleh seorang atau keduanya dari pelaku komunikasi itu
sendiri.
Dalam
proses pembelajaran, seringnya interaksi ini terpinggirkan hanya sebagai alat
untuk mengorek informasi secara kaku. Padahal interaksi ini dapat dijadikan
bahan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggali pengetahuan
dan informasi secara lebih dalam dari guru atau teman – temannya.
Bentuk
komunikasi ini berguna untuk melakukan diagnostik informasi lemah. Dengan
memakai bentuk komunikasi ini hasilnya akan lebih sempurna dan kaya akan
informasi yang menjadi ganjalan siswa.[23]
C. Faktor – Faktor Perkembangan Komunikasi
Didalam buku Teknologi Pendidikan
karya Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd & Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si
dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi :
1.
Tingkatan perasaan pribadi
Dimana
interaksi dirasakan telah menjadi pengaruh komunikasi yang khusus dalam one
to one setting , usha terbesar dilakukan untuk menjamin privasi dalam macam
– macam negosiasi tertentu seperti dalam pertukaran informasi yang rahasia dan
berbagai pengalaman tertentu.
Untuk
itu maka ada banyak waktu di mana “privateness” bisa dilakukan tempat –
tempat tertentu seperti dirumah dengan menutup pintu rapat – rapat, seorang
yang bermobil bersama atau berjalan – jalan di taman berbincang secara sembunyi
– sembunyi. Untuk tingkatannya maka perasaan pribadi dapat juga dikaitkan
dengan kejiwaan dalam faktor ini. Pertukaran “privateness” ini merupakan
keseluruhan dari aspek – aspek psikologi yang perlu diperhatikan yang
diantaranya adalah apa dan bagaimana sesuatu yang sifatnya pribadi itu
dikomunikasikan dan dengan siapa serta dalam kondisi yang bagaimana hal itu
bisa dilakukan.
2.
Fungsi peranan
Setiap
individu menjalankan beberapa peran dalam interaksinya dengan orang lain. Hal
yang penting dari peran ini yaitu dapat diindikasi dan ditujukan oleh situasi
ketegangan dengan label peran yang dikenakannya untuk memberi tanda kepada
lawan bicaranya, kita mengerti apa yang harus dilakukan sehubungan dengan label
tertentu di mana kita berada pada peran yang kita jalankan.
3.
Perjalanan interaksi sebelumnya
Yang
dimaksud dengan “perjalanan interaksi sebelumnya” dalam hal ini yaitu hubungan
khusus yang berkembang, seperti pola karakteristik yang dapat kita identifikasi
pada diri peserta didik.
Dalam
dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya ketika anak mengalami kesulitan
belajar dan dituntut adanya bimbingan dan konseling terhadap anak tersebut,
maka peran interaksi akan memerankan diri sebagai alat untuk bisa menggali
latar belakang kesulitan siswa yang bersangkutan, dengan tanpa dipaksakan untuk
mengungkapkannya.
4.
Metode interaksi
5.
Interaksi yang bersifat tatap muka sering diidentifikasikan menjadi
kekuatan inti dalam memengaruhi orang, karena membutuhkan perhatian satu sama
lain.[24]
Sedangkan, faktor-faktor
yang mempercepat perkembangan teknologi komunikasi adalah :
1.
Peningkatan pembangunan, baik pembangunan individu maupun kelompok.
2.
Rasa tidak cepat puas para pengguna teknologi komunikasi, sehingga
selalu diperbaharui.
3.
Trend atau lifestyle.
4.
Rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu yang terjadi di belahan
dunia lain.
5.
Tuntutan pekerjaan.
6.
Tuntutan pendidikan.
7.
Kemudahan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat teknologi
komunikasi
D. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan
Komunikasi dalam pendidikan
prosesnya berlangsung secara primer dan sekunder, komunikasi primer yaitu
proses penyampaian pikiran dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang seperti bahasa, kias, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagaimana secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan/atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Sedangkan komunikasi sekunder skalanya lebih
kecil daripada proses komunikasi primer. Karena komunikasi sekunder tersebut
masih pada terbatas pada penggunaan media tulis sebagai feedback yang tertunda.
Namun dengan perkembangan
teknologi saat ini, komunikasi yang berlangsung pada konteks pendidikan pun
semakin canggih. Penggunaan komunikasi sekunder yang tadinya hanya memungkinkan
feedback tertunda, sekarang dapat menerima umpan balik tersebut secara langsung
(interaktif).[25]
Sekalipun demikian, guru –
guru pun harus hati – hati dalam menggunakan teknologi canggih ini karena tidak
semua informasi yang tersedia dalam dunia maya tersebut itu baik bagi anak
didik.[26]
BAB III
KESIMPULAN
·
Definisi
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan bahasa
nonverbal
yaitu dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
·
Bentuk
– Bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dikalangan para pakar juga berbeda satu
sama lainnya. klasifikasi itu didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar
menurut pengalaman dan bidang studinya.
a.
Menurut kelompok sarjana komunikasi Amerika
Kelompok sarjana komunikasi Amerika yang menulis buku human
communication (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe, yakni
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok
Kecil (Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational
Comminication), Komunikasi Massa (Mass
communication), Komunikasi Publik (Public Communication).
b.
Menurut Josep A. Devito
Josep A Devito seorang profesor komunikasi di city university of
New York dalam bukunya (1982) membagi komunikasi atas empat macam, yakni
Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Kelompok Kecil, Komunikasi Publik, dan
Komunikasi Massa.
c.
Menurut R. Wayne Pace dan teman-temannya
Wayne peace dan temanya yang merupakan akademisi dari Brigham Young
University dalam bukunya Techniques for Effectife Communication (1979)
membagi komunikasi atas tiga tipe, yakni komunikasi dengan diri sendiri,
komunikasi antar pribadi serta komunikasi khalayak.
d.
Menurut sarjana komunikasi aliran Eropa
Beberapa sarjana komunikasi aliran Eropa hanya membagi komunikasi
menjadi dua macam, yakni Komunikasi Antar Pribadi dan Komunikasi Massa.
Sedangkan, di Indonesia ada kalangan yang membagi komunikasi menjadi dua macam,
yakni Komunikasi Massa dan Komunikasi Sosial.
e.
Menurut pakar Ilmu Komunikasi
Para pakar ilmu komunikasi mengelompokkan pembagian komunikasi
dalam bentuk yang bermacam-macam. Sebagaimana telah dipaparkan Dedy Mulyana
dalam bukunya berjudul Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar bahwasanya komunikasi
dilihat dari peserta komunikasinya terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Komunikasi
dengan Diri Sendiri, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Massa, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Kelompok.
Didalam buku Teknologi Pendidikan karya Prof. Dr. Ishak Abdulhak,
M.Pd & Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si disebutkan bahwa ada dua bentuk
komunikasi yang bisa dijadikan dasar dalam mengembangkan interaksi pembelajaran
oleh pendidikan. Diantaranya adalah Casual Dynamic Communication dan Formal
Dynamic Interaction.
·
Faktor
– Faktor Perkembangan Komunikasi
Didalam buku
Teknologi Pendidikan karya Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd & Dr. Deni
Darmawan, S.Pd.,M.Si dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
:
1.
Tingkatan perasaan pribadi
2.
Fungsi peranan
3.
Perjalanan interaksi sebelumnya
4.
Metode interaksi
Sedangkan,dalam buku Soekartawi (2003) faktor-faktor yang mempercepat
perkembangan teknologi komunikasi adalah :
a.
Peningkatan pembangunan, baik pembangunan individu maupun kelompok.
b.
Rasa tidak cepat puas para pengguna teknologi komunikasi, sehingga
selalu diperbaharui.
c.
Trend atau lifestyle.
d.
Rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu yang terjadi di belahan
dunia lain.
e.
Tuntutan pekerjaan.
f.
Tuntutan pendidikan.
g.
Kemudahan yang diperoleh dari penggunaan alat-alat teknologi
komunikasi
·
Perkembangan
Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan
Komunikasi
dalam pendidikan prosesnya berlangsung secara primer dan sekunder. Namun dengan
perkembangan teknologi saat ini, komunikasi yang berlangsung pada konteks
pendidikan pun semakin canggih. Penggunaan komunikasi sekunder yang tadinya
hanya memungkinkan feedback tertunda, sekarang dapat menerima umpan balik
tersebut secara langsung (interaktif).[27]
Sekalipun
demikian, guru – guru pun harus hati – hati dalam menggunakan teknologi canggih
ini karena tidak semua informasi yang tersedia dalam dunia maya tersebut itu
baik bagi anak didik.[28]
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Deddy
Mulyana, M.A., Ph.D. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya
Dr. Ani
Muhammad. 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Henry Subiakto
dan Rachmah Ida. 2014. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta:
Kencana.
Prof. Onong
uchyana E., M.A. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Prof. Dr. H. M.
Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
H. Syaiful
Rohim, M.Si. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Book, Cassandra
L. 1980. Human Communication: Principles, Contexts, and Skills. New York
: St. Martin’s Press.
Joseph A
DeVito. 1982. Communicology:
An introduction to the study of communication. New York : Harper &
Row; 2nd edition
Soekartawi,
2003. Prinsip dasar E-Learning: Teori dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta.
Prof.
Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd & Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si. 2013. Teknologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[1] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm. 46
[2] Ani
Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm. 4-5
[3] Ibid.,
hlm. 3
[4] Ibid.,
hlm. 2
[5] Ani
Muhammad, Loc. Cit.
[6] Ibid,
hlm. 4
[7] Henry
Subiakto dan Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi,
Jakarta, Kencana, 2012, hlm.14
[8] Ibid.,
hlm. 15
[9]
Henry Subiakto dan Rachmah Ida, Loc. Cit.
[10] Ibid.,
hlm. 14
[11] Onong
uchyana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 2003, hlm. 250
[12] Ibid.,
hlm. 28
[13] Ibid.,
hlm. 252
[14] Ibid.,
hlm. 241
[15] Ibid.,
hlm. 251
[16] M.
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, Kencana, 2007, hlm. 30-31
[17] Ibid.,
hlm. 30
[18] H.
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi, Jakarta, Rineka Cipta, 2009, hlm. 9
[19] Ibid.,
hlm. 8
[20]
H. Syaiful Rohim, Loc. Cit.
[21] H.
Syaiful Rohim, Loc. Cit.
[22] Ibid.,
hlm. 8
[26] Ibid.,
hlm 44-45
[28] Ibid.,
hlm 44-45
No comments:
Post a Comment